Malang,
Januari 2012
Pada
bulan Desember bertepatan dengan hari HIV/AIDS tepatnya 1 Desember dan hari
Kesetiakawanan Sosial pada tanggal 20 Desember merupakan peristiwa yang tepat untuk
diangkat oleh Komunitas Siswa Perawatan Sosial SMK Negeri 2 Malang guna menyelenggarakan
Seminar ke 3 Komunitas Pekerjaan Sosial SMKN 2
MALANG yang telah diselenggarakan pada Kamis, 22 Desember 2011 mengangkat
tema Dengan
Jiwa Kesetiakawanan Sosial Tumbuhkan Kepedulian Terhadap Orang Dengan HIV AIDS
(ODHA).
Kegiatan
seminar yang terselenggara sudah ketiga kalinya menurut Drs. Apud Mahfud Alumni
STKS Bandung selaku Kakomli Perawatan Sosial
SMK Negeri 2 adalah salah satu
Promes dan Prota yang diselenggarakan tiap akhir bulan dari Kompetensi
Keahlian Perawatan Sosial. Kompetensi keahlian ini merupakan Kompetensi Keahlian
yang pertama di SMK Negeri 2 Malang yang dulu dikenal dengan Sekolah Pekerjaan
Sosial Atas (SPSA) yang pada tahun 1973 berubah menjadi Sekolah Menengah Pekerjaan
Sosial (SMPS) satu-satunya sekolah negeri yang memiliki kompetensi keahlian
pekerjaan sosial di Provinsi Jawa Timur.
Seminar
tersebut lanjut Drs. Apud Mahfud merupakan aplikasi dari Dasar Kompetensi
Kejuruan Perawatan Sosial yaitu Melakukan Kerjasama dengan Klien dan Lingkungan
Sosialnya, dimana dengan seminar tersebut bertujuan mengasah dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk dapat berkomunikasi serta mempertajam kepekaan siswa
terhadap isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat sekitar kita.
Seminar
kali ini yang diikuti sekitar 140 peserta dari siswa kompetensi keahlian
Perawatan Sosial dengan menghadirkan pembicara dari guru kompli Perawatan
Sosial, siswa dan nara sumber dari luar atau instansi terkait.
Pembicara
pertama yaitu Poppi adalah siswa kelas XII Perawatan Sosial 3 yang sekarang ini
sedang mempersiapkan diri untuk menempuh ujian kompetensi keahlian dan UAN.
Menurut cewek yang setiap harinya berkacamata,
tidak hanya kita berani mengatakan tidak pada narkoba tetapi kita harus berani
memerangi narkoba dan seks bebas, dia juga menyampaikan kepada para peserta
seminar yang sebagian besar adalah pelajar untuk menghindari dan meninggalkan gaya pacaran yang sakit.
Seminar dilanjutnya oleh Andarwati, SPd selaku pembicara ke dua dari Guru kompetensi keahlian Perawatan Sosial alumni STKS juga Universitas Kanjuruhan ini. Paparannya dalam seminar kali ini adalah bagaimana Penanggulangan Korban HIV/AIDS yang dikaitkan dengan peran dan fungsi Pekerjaan Sosial serta Prinsip-Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial. Menurut Andarwati bahwa tema Dengan Jiwa Kesetiakawanan Sosial Tumbuhkan Kepedulian Terhadap ODHA adalah salah satu bentuk dari penerapan Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial yaitu : Human Dignity, Self Determinition, Equal Opportunity dan Social Respon Ability dan memberikan gambaran kepada para peserta seminar yang merupakan calon-calon pekerja sosial untuk dapat menerapkan fungsi dan peran mereka dalam menyikapi masalah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) tersebut. Mengingat masalah ini dari data temuan di lapangan yang di kutib pada Media Cetak ANTARA lanjut Andarwati bahwa penyebaran AIDS di Indonesia sangat cepat terutama di pulau Jawa. Menunjukkan peningkatan yang sangat tajam sekali yaitu khusus di kota Malang Raya ( Malang Kota, Kabupaten Malang dan Batu) di tahun 2010 sudah mencapai 1500 orang dan dari 1500 penderita ini yang terdeteksi melalui konseling atau Klinik Voluntary Counselling dan Testing for AIDS (VCT) yang ada di RSSA dan RSI Unisma Malang yang tren dari penderita tersebut adalah 5 sampai 10 persen adalah ibu rumah tangga dan 5 persen adalah dari kelompok pelajar.
Seminar dilanjutnya oleh Andarwati, SPd selaku pembicara ke dua dari Guru kompetensi keahlian Perawatan Sosial alumni STKS juga Universitas Kanjuruhan ini. Paparannya dalam seminar kali ini adalah bagaimana Penanggulangan Korban HIV/AIDS yang dikaitkan dengan peran dan fungsi Pekerjaan Sosial serta Prinsip-Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial. Menurut Andarwati bahwa tema Dengan Jiwa Kesetiakawanan Sosial Tumbuhkan Kepedulian Terhadap ODHA adalah salah satu bentuk dari penerapan Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial yaitu : Human Dignity, Self Determinition, Equal Opportunity dan Social Respon Ability dan memberikan gambaran kepada para peserta seminar yang merupakan calon-calon pekerja sosial untuk dapat menerapkan fungsi dan peran mereka dalam menyikapi masalah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) tersebut. Mengingat masalah ini dari data temuan di lapangan yang di kutib pada Media Cetak ANTARA lanjut Andarwati bahwa penyebaran AIDS di Indonesia sangat cepat terutama di pulau Jawa. Menunjukkan peningkatan yang sangat tajam sekali yaitu khusus di kota Malang Raya ( Malang Kota, Kabupaten Malang dan Batu) di tahun 2010 sudah mencapai 1500 orang dan dari 1500 penderita ini yang terdeteksi melalui konseling atau Klinik Voluntary Counselling dan Testing for AIDS (VCT) yang ada di RSSA dan RSI Unisma Malang yang tren dari penderita tersebut adalah 5 sampai 10 persen adalah ibu rumah tangga dan 5 persen adalah dari kelompok pelajar.
Untuk
mengatasi masalah tersebut lanjut Andarwati prinsip utama penanganan korban
HIV/AIDS adalah :
1. Pencegahan jangan sampai masalah terjadi
dan / jika sudah terjadi jangan sampai berkembang dan menyebar luas
2.
Perlindungan fisik, mental/psikis dan
sosial
3.
Pemenuhan kebutuhan dasar pada ODHA
yaitu hak hidup, hak melangsungkan kehidupan dan hak untuk berkarya
4.
Rehabilitatif fisik dan mental ODHA
serta perbaikan lingkungan sosial dimana ODHA tinggal
5.
Pengembangan potensi ODHA dan sistem
sumber
Sedangkan
upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah dalam masalah ini adalah :
1.
Perbaikan sistem perundang-undangan
2.
Pelayanan langsung dengan menggunakan
sistem kelembagaan (perpantian) dan non kelembagaan ( di luar panti )
3.
Membangun jaringan kerja dengan berbagai
instansi terkait
4.
Menggerakan partisipasi masyarakat
secara perseorangan / keluarga
5.
Membangun jaringan kerja dan
mendorong peran swasta ( dunia usaha )
untuk melaksanakan kegiatan usaha kesejahteraan
sosial bagi ODHA dan keluarganya
Upaya
tersebut adalah pencerminan dari motto Pekerjaan Sosial yang harus tertanam
dalam mental pekerja sosial yaitu SAMBRAMA UPEKSA MAROPHAHITA maknanya
Rela berkorban menolong orang lain agar orang tersebut dapat menolong dirinya
sendiri.
Seminar
diakhiri dengan testimoni dari penderita ODHA yang divonis terinveksi HIV/AIDS
stadium 4 plus dengan CD 4 dalam tubuh semula 16, sekarang sudah meningkat
mencapai 645 berkat pertolongan Tuhan dan kegigihan melawan virus tersebut
serta keinginan yang kuat untuk sembuh
sehingga dapat berbagi pengalaman bagi yang lain tutur Teguh Satriawan SE. MM
alumni dari UB ini. Kegiatan beliau selain sebagai aktivis di bidang sosial
terutama Narkoba dan HIV/AIDS, adalah juga sebagai dosen di berbagi PT dan
sebagai pengusaha di kota Malang.
Pada
kesempatan kali ini, Teguh menyatakan kekagumannya terhadap peserta seminar ternyata
masih ada sekolah yang memiliki kompetensi keahlian yang menyiapkan orang-orang
yang istimewa dan terpilih untuk peduli terhadap masalah-masalah sosial salah
satunya yaitu peduli terhadap masalah HIV/AIDS. Menurut Teguh yang pernah
tinggal di Jakarta, Untuk menjadi Insan Pekerja Sosial dalam kasus ODHA
perlunya memiliki konsep pemahaman :
1.
Berusaha memahami tanpa investigasi
2.
Memiliki cukup pengetahuan dari sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan
3.
Memiliki rasa ingin tahu yang cukup kuat
4.
Tangguh, ulet dan pantang menyerah
5.
Memiliki rasa empati yang sangat tinggi
6.
Rasa tanggap jawab moral kepada Tuhan
Sehingga
nantinya pekerja sosial yang akan menangani kasus ODHA dapat :
1.
Mengenali kondisi fisik klien
2.
Mengenali kondisi latar belakang sosial
3.
Mengenali kondisi psikologis pasien
4.
Mengenali kondisi psikologis keluarga
pasien
5.
Mengenali kondisi lingkungan sosial,
teman, pasangan dll
Teguh menambahkan bahwa kasus HIV/AIDS itu seperti
fenomena gunung es yaitu yang nampak hanya puncaknya saja demikian dengan kasus
HIV/AIDS karena yang terdeteksi dari data 1500 orang untuk Malang Raya saja
kemungkinan bisa lebih dari angka tersebut. Untuk mengantisipasi kemungkinan
orang-orang yang belum terdeteksi lanjut Teguh terhadap peserta seminar
perlunya diketahui kelompok-kelompok yang rentan terhadap kasus HIV/AIDS yaitu
ada 4 kelompok yang beresiko HIV/AIDS adalah :
1.
Kelompok yang mempunyai perilaku dengan
resiko tinggi
2.
Kelompok yang memiliki pekerjaan dengan
resiko tinggi
3.
Kelompok yang mempunyai lingkungan
dengan tingkat pengaruh resiko tinggi
4.
Kelompok yang menjadi obyek dari
perilaku yang memiliki perilaku resiko tinggi
Teguh
menambahkan untuk penderita ODHA yang ingin sembuh diperlukan kedisiplinan yang
tinggi dan kebersihan, karena untuk dapat bertahan hidup penderita ODHA harus
mengkonsumsi obat seumur hidup, sehingga diperlukan disiplin para penderita
ODHA untuk minum obat tidak boleh terlambat apalagi lupa. Untuk mengatasi
kondisi tersebut maka penderita ODHA sangat membutuhkan orang pendamping minum
obat (OPM), yaitu orang-orang yang peduli dan terpanggil untuk membantu
penderita ODHA dan mereka adalah petugas pekerja sosial yang handal dan
tangguh.
Demikianlah
materi paparan dalam seminar sehari yang diselenggarakan di ruang Orens Edotel
SMK Negeri 2 Malang oleh Komunitas Siswa Perawatan Sosial SMKN 2 Malang .
Adapun bentuk nyata yang bisa dilakukan dalam sikap jiwa kesetiakawanan sosial
tumbuhkan kepedulian terhadap ODHA yaitu
Always Thing Positive, Always Be Positive But Don’t Ever Be HIV
Positive.(Malang, Ands)